Jum’at (29/11) lalu, Pusat Studi Psikologi Indijinus dan Budaya (CICP) telah menyelenggarakan Angkringan kelima belas berkolaborasi dengan prodi S1 Psikologi pada mata kuliah Psikologi Kebencanaan dan Krisis. Intervensi Psikososial Pengungsi Rohingya di Aceh dan Temuan Awal riset Kohesi Sosial adalah tema yang disajikan pada angkringan di penghujung November tersebut. Dilaksanakan secara daring, Angkringan CICP kali ini mengundang dua tamu spesial, yaitu Bang Al Fadhil (Direktur Yayasan Geutanyoe, Aceh) dan Kak Duma Hardiana Manurung (Asisten Peneliti CICP). Sesi Angkringan ini diawali dengan sambutan Direktur CICP, Ibu Pradytia Putri Pertiwi, Ph.D. Kemudian dilanjutkan oleh Mbak Fadhilah Sofiyana sebagai moderator sesi penyampaian materi dan diskusi. Angkringan dihadiri oleh Mahasiswa S1 Universitas Gadjah Mada, Anggota CICP, Tim Yayasan Geutanyoe dan peserta lainnya yang tertarik mengenai isu Pengungsi Rohingya.
SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
Indonesia memiliki letak geografis yang meningkatkan kerentanan terhadap bencana alam, termasuk Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat yang juga masuk pada wilayah dengan resiko tinggi bencana (BNPB, 2O23). Serangkaian gempa yang diingat oleh masyarakat setempat terjadi pada tanggal 15 Januari 2021 dengan kekuatan 6,2 skala richter yang kemudian mengakibatkan kerusakan parah di Kabupaten Majene dan Mamuju.
Pada Jum’at (4/10) Pusat Studi Psikologi Indijinus dan Budaya (CICP) kembali menggelar acara Angkringan CICP, yang kali ini merupakan sesi kedua belas dengan tema “Psikologi Lingkungan: Budaya dalam Perubahan Iklim Global”. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dari pukul 15.30 hingga 17.00, dihadiri oleh pegiat ilmu yang menunjukkan minat besar pada topik psikologi nusantara khususnya psikologi lingkungan dan budaya.