Oktober ini CICP kembali mengadakan School of Researcher (SOR): Upgrading untuk meningkatkan kemampuan penelitian asisten CICP. Kegiatan ini diadakan sebanyak 5 sesi pada hari Senin, Jumat, dan Sabtu sepanjang tanggal 15 – 23 Oktober 2021. Kegiatan SOR: Upgrading diisi dengan berbagai tema diantaranya materi statistika analisis regresi, mediasi, moderasi; materi terkait penelitian dengan penggunaan data media sosial dasar-dasar python dan content analysis; serta materi penelitian kualitatif yaitu analisis koding tematik data wawancara. Pengisi dalam acara SOR: Upgrading ini antara lain Direktur CICP Haidar Buldan Thontowi, M.A., Ph.D serta para asisten aktif CICP seperti Syurawasti Muhiddin, S.Psi., M.A., Ika Hana Pertiwi, S.Psi., Kinansa Husainy, dan Yanhizbar Rotanza. Acara dilaksanakan dengan sesi penyampaian materi, tanya-jawab, serta praktik penerapan materi yang sudah didapat pada dataset/data riset. Selain itu, pada SOR ini peserta juga mengaplikasikan materi pengolahan data dengan berbagai software yang relevan seperti SPSS, Microsoft Excel, JupyterLab, Google Colab. [Ratri/Humas CICP]
Kegiatan yang telah dilaksanakan
Pada Minggu (10/10), Junior Researcher CICP Syurawasti Muhiddin, S.Psi., M.A. menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan Lingkar Psikologi. Syura mengisi tema berjudul “Stigma dan Ketidaksetaraan Karena Ras dan Etnis terkait dengan Kesehatan Mental”. Webinar ini diselenggarakan melalui Zoom dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube. Peserta berasal dari kalangan masyarakat umum yang tertarik dengan isu kesehatan mental dari berbagai daerah di seluruh dunia. Acara ini membahas kaitan perbedaan ras dan etnis yang dapat menjadi tantangan mencapai kesehatan mental. Syura menyampaikan bahwa perbedaan ras dan etnis ini memunculkan stigma yang menghambat seseorang dalam mencari pertolongan profesional. Penolakan dari masyarakat juga menjadi hal yang tidak terelakkan dari adanya stigma buruk pada Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Syura menekankan pentingnya memahami kesehatan mental secara kontekstual. Selain itu, Indigenous Psychology sebagai studi ilmiah bersifat native dengan berbasis ide ilmu ‘dari masyarakat untuk masyarakat’’ mampu membantu menjembatani pemahaman pentingnya konteks dalam menangani isu gangguan mental di masyarakat. Pengetahuan mengenai kebudayaan setempat juga dibutuhkan untuk menanggapi isu kesehatan mental secara lokal. [Ratri/Humas CICP]
Awal Juni lalu (4/6), CICP baru saja mengadakan acara webinar CICP Talk yang kedua kalinya dengan topik “Writing Strategies for Qualitative Research”. CICP Talk ini diadakan sebagai wadah bagi peserta untuk menambah pengetahuan mengenai penelitian kualitatif berdasarkan pengalaman narasumber. Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta unsur mahasiswa, akademisi, maupun masyarakat umum dari berbagai perguruan tinggi dan institusi yang beragam di Indonesia.
Pandemi tidak menghalangi kita untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri, begitu pula dalam proses pembelajaran penelitian di lingkup CICP. Tahun ini, School of Researcher (SoR) kembali diadakan dengan media daring di dalam kelas (in-class) yang ditujukan bagi seluruh asisten peneliti baru dan lama CICP. SoR kali ini diadakan secara kontinu dalam rentang 2 minggu setiap Senin dan Rabu dimulai pada Senin (19/4) hingga pelaksanaan sesi in-class terakhir pada Rabu (28/4). Minggu pertama rangkaian SoR wajib dihadiri asisten peneliti baru. Di sisi lain, minggu kedua SoR dengan format SoR: Upgrading merupakan agenda wajib bagi asisten peneliti lama (angkatan 2020 dan sebelumnya yang aktif) namun merupakan agenda yang bebas dihadiri asisten peneliti baru yang memiliki minat pada topik materi di hari-hari tersebut.