Yogyakarta, 24 Januari 2025 – Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) kembali mengadakan diskusi dalam rangkaian Angkringan ke-16 dengan tema “Psikologi Siber: Reaksi Warganet terhadap Kasus Mas Bechi.” Acara ini menghadirkan Tamu Super, Faiqal Dima Hanif, Asisten Peneliti CICP, serta moderator, Amr Yazid Pikoli.
SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan
Halo Sobat Kultur! 👋🏻
CICP kembali membuka kesempatan bagi teman-teman Fakultas Psikologi UGM yang ingin menjadi bagian dari unit kami sebagai Intern.
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pendaftaran, yaitu:
- Mahasiswa S1 Psikologi UGM minimal semester 4 atau Mahasiswa S2 Psikologi UGM minimal semester 2
- Memiliki minat dan komitmen kuat pada penelitian
- Menguasai dasar-dasar metode penelitian
- Menguasai dasar penggunaan Microsoft Word, Canva, dan/atau WordPress menjadi nilai tambah
Deskripsi Tugas Umum:
Jum’at (24/01), Pusat Studi Psikologi Indijinus dan Budaya (CICP) menyelenggarakan rapat besar untuk periode 2025. Rapat diselenggarakan secara hibrida, daring melalui Zoom Meeting dan tatap muka di ruangan A-215 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Seluruh internal CICP menghadiri rapat dan berpartisipasi aktif pada diskusi perencanaan kegiatan CICP selama tahun 2025 mendatang. Beberapa hal yang dibahas, yaitu: persiapan rekrutmen untuk calon internal CICP baru, sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP), sosialisasi roadmap kegiatan mendatang, serta evaluasi kegiatan pada tahun sebelumnya.
Peneliti CICP berhasil lolos dana penelitian di International Joint Research Academy (IJRA) UGM dengan sub Pengembangan Kolaborasi Riset Internasional melalui flagship UGM Ketangguhan Sosial Budaya Masyarakat. Penelitian ini diketuai oleh Pradytia Putri Pertiwi, Ph.D melakukan studi preliminari dengan judul Vulnerability and Social Cohesion in Shared Spaces: A Cross-Country Analysis of Forcibly Displaced Rohingyas in Bangladesh and Indonesia. Penelitian ini sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDG) 10 : Reduced Inqualities dan SDG 16 : Peace, Justice and Strong Institution. Penelitian ini berkolaborasi dengan Randy Wirasta Nandyatama, SIP, M.Sc., Ph.D dari Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Dr. Marta Mawarpury dari Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Prof. Dennis Dijkzeul dan Dr. Abu Faisal Md. Khaled dari Institute for International Law for Peace and Conflict – IFHV, Ruhr-University Bochum Germany.