• UGM
  • IT Center
  • Library
  • Journal of Psychology
  • LPPM UGM
  • UGM Mail
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Center for Indigenous and Cultural Psychology
Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang CICP
    • Selayang Pandang Indigenous Psychology
    • Sambutan Direktur CICP
    • Sejarah CICP
    • Visi dan Misi
    • Staff
    • Anggota
  • Kegiatan
    • Konferensi
    • Konsentrasi Penelitian
      • Konsentrasi Penelitian 2021
      • Konsentrasi Penelitian 2020
      • Konsentrasi Penelitian 2019
    • Kegiatan Terlaksana
    • Kegiatan Rutin
      • CICP Publication Workshop
      • School of Researcher
      • THEORY BUILDING TRAINING
    • Kegiatan Mendatang
    • Magang Internal
      • Prosedur Magang Internal (UGM)
      • Rekap Magang Internal 2018
      • Rekap Magang Internal 2019
    • Magang External
      • Prosedur Magang Eksternal (Asing dan Non-UGM)
      • Alumni Magang Eksternal
  • Publikasi
    • Jurnal
    • Working Paper Series
    • Buku
    • Policy Brief CICP
    • Artikel Lain
  • Beranda
  • Angkringan
  • Pre-Summer Course event: Angkringan #23 tentang “Exploration of Ethnic Identity and the Meaning of Moke”

Pre-Summer Course event: Angkringan #23 tentang “Exploration of Ethnic Identity and the Meaning of Moke”

  • Angkringan, Kegiatan yang telah dilaksanakan, Public Release
  • 30 Juni 2025, 13.21
  • Oleh: cicp
  • 0

Kamis (26/06) lalu, Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) UGM menyelenggarakan “Angkringan” ke-23 bertajuk “Exploration of Ethnic Identity and the Meaning of Moke”. Angkringan kali ini merupakan serial dari rangkaian pre-Summer Course 2025. CICP menghadirkan narasumber yang merupakan peneliti mengenai ‘Moke’, yaitu Dr. Indra Yohanes Kiling dan Gracia Ida, dimoderatori oleh Asisten CICP Della Rovita Ndoen.

Moke merupakan minuman beralkohol tradisional masyarakat Sikka, Nusa Tenggara Timur. Moke terbuat dari gula aren yang diolah melalui proses penyulingan. Moke bagi masyarakat Sikka tidak hanya sekedar minuman, namun menjadi simbol budaya dan berperan penting dalam tradisi sosial dan keagamaan masyarakat.

Sesi angkringan diawali dengan pengenalan Moke dan penelitian terkait oleh Dr. Indra. Penelitian mengenai Moke dilakukan oleh Ida, Dr. Indra, dan dua rekan lainnya. Penggalian informasi mengenai moke dilakukan dengan mix-method, melibatkan metode survey dan Participatory Video Research (PVR). Informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini dapat dibaca melalui link berikut.

Moke, di tengah kemajuan teknologi, perlu dilestarikan guna mewarisi budaya. “Kehadiran moke pada masyarakat Sikka menunjukkan indahnya keberagaman budaya, dan perlu dirawat” imbuh Dr. Indra. Beliau tetap mengakui bahwa minuman moke memiliki risiko tertentu, akan tetapi sebagai peneliti, pentingnya netralitas dan upaya strategis dalam menyampaikan makna moke secara filosofis untuk melestarikan budaya di Indonesia. Ini diakui oleh salah satu partisipan dalam sesi diskusi menyampaikan bahwa “Makna moke bagi kami, orang Maumere (Ibu kota Kabupaten Sikka), itu mempererat kekerabatan dan kekeluargaan, dalam keseharian maupun acara adat juga”.

Penjelasan mengenai moke juga diceritakan oleh Ida sebagai peneliti utama. Beliau memberikan visualisasi video, yang menjadi salah satu temuan penelitian, yang menunjukkan bahwa minuman moke dapat diwarisi melalui anak muda. Moke, bagi masyarakat Sikka dapat menjadi fasilitas relasional untuk membangun pertemanan bagi pemuda Sikka. Pada sisi lain, moke dapat menjadi identitas masyarakat Sikka saat berada di luar daerah. Ida menyampaikan bahwa “Moke tidak hanya menghibur, tapi penyatu mereka (masyarakat Sikka). Di luar kota, seperti di Kupang, masyarakat Sikka dikenal sebagai komunitas yang familiar meminum moke dan mereka bangga dengan identitas tersebut.”

Sesi angkringan kali ini meningkatkan kesadaran peserta tentang keunikan dan keragaman budaya Indonesia. Hal ini terlihat dalam keaktifan peserta selama diskusi berlangsung. Peserta menyampaikan bahwa sesi diskusi ini memberikan ide-ide baru bagi peneliti muda mengenai identitas sosial dan budaya Indonesia.

Setelah sesi diskusi mengenai moke, tanggapan diberikan oleh Prof. Irmawati Suprapto dari Konsorsium Psikokultural Indonesia (KPI). Beliau mengapresiasi penelitian yang sudah dipresentasikan pada sesi angkringan. Sambutan dari beliau juga mempertegas kolaborasi KPI dengan CICP sekaligus promosi International Summer Course yang akan dilaksanakan CICP pada bulan Juli mendatang. Terakhir, rangkaian angkringan ini ditutup dengan sesi dokumentasi.

*informasi mengenai Summer Course dapat dilihat melalui link berikut ini.

Tags: SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Universitas Gadjah Mada

Alamat: Ruang D604 Gedung D lt. 6, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281 INDONESIA

Jam Kerja: 08.00 – 16.00
Telepon: (+62)274-550435 ext. 604
Humas CICP: (+62)857-2868-1391
Fax: (+62)274-550436

Email: cicp@ugm.ac.id

Instagram: @cicp.ugm

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju