Hubungan interpersonal menjadi hal yang penting dalam perkembangan emosi dan sosial seseorang. Suatu hubungan membutuhkan trust agar hubungan tersebut bisa bertahan dan berjalan dengan baik. Rasa percaya merupakan faktor fundamental dalam membangun suatu hubungan dan juga merupakan esensi dasar dari hubungan sosial. Kepercayaan <em<(trustworthiness) merupakan faktor utama yang memengaruhi rasa percaya. Rasa percaya dalam persahabatan berkaitan dengan kepercayaan interpersonal. Hal ini berarti bahwa kualitas persahabatan ditentukan oleh kepercayaan yang terbentuk dalam interaksi jangka panjang antar individu. Penelitian ini menemukan bahwa kompetensi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap trust. Kebaikan hati (benevolence) menjadi faktor utama yang memengaruhi trust dalam pertemanan dengan kontribusi sebesar 21,40% serta integritas menjadi faktor tambahan yang memengaruhi trust dalam pertemanan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa rasa percaya lebih dipengaruhi oleh atribut personal yang meliputi kebaikan hati dan integritas. Maka dari itu, diperlukan kesadaran akan pentingnya kebaikan hati dan integritas dalam membangun kualitas persahabatan dan pertemanan yang baik.
Policy Brief
Karakter seseorang dalam sebuah ruang interpersonal akan memberikan kesan dalam interaksi, khususnya dengan orang asing. Sebanyak 23.68% mempercayai orang asing karena faktor penampilan yang meliputi impresi/ kesan, meyakinkan, respon itu sendiri, dan respon positif sebelumnya. Salah satu masalah dalam membentuk jejaring adalah minimnya kemampuan untuk percaya pada impresi sehingga butuh diyakinkan agar memiliki keterpercayaan yang cukup pada orang asing. Keterpercayaan cukup dari dua komponen inti yaitu kemampuan yang dapat meliputi kompetensi dan kebajikan yang dapat meliputi kebaikhatian. Kebaikhatian ini berpengaruh terhadap kepercayaan interpersonal ketika melakukan interaksi, termasuk dengan orang yang tidak dikenal sebelumnnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter baik hati dapat menimbulkan kepercayaan yang pada gilirannya dapat menurunkan prasangka dan mampu membentuk jejaring.
Rasa percaya (trust) sangat dibutuhkan dalam relasi antar manusia, juga dalam pertemanan antar remaja. Namun, dari mana datangya rasa percaya? Penelitian terhadap 220 remaja berusia 17 – 21 tahun mengungkap penyebab munculnya rasa percaya di kalangan remaja yaitu atribut personal dan relasional. Dibandingkan personal, atribut relasional khususnya dukungan dan hubunghan timbal balik menjadi faktor utama yang memunculkan rasa percaya di kalangan remaja. Temuan ini menjustifikasi pentingnya sosialisasi penguatan pendidikan karakter khususnya integritas dan gotong royong yang tidak dapat terlepas dari penguatan relasi.
Bukan hanya ibu, ayah juga berperan dalam mengoptimalkan perkembangan kognitif, sosial, dan emosi anak. Masa awal kelahiran adalah titik krusial untuk ayah dan anak membangun ikatan emosional sehingga dibutuhkan waktu yang intensif agar mereka dapat berinteraksi secara langsung. Akan tetapi, di lain sisi ayah bertanggungjawab untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan finansial keluarga dan waktu berinteraksi dengan anak cukup terbatas. Maka dari itu, diperlukan cuti bagi ayah saat kelahiran anak yang dalam tulisan ini akan disebut dengan istilah “Cuti Kelahiran bagi Ayah” agar interaksi secara intensif di awal kelahiran tersebut dapat dicapai.