Indonesia memiliki letak geografis yang meningkatkan kerentanan terhadap bencana alam, termasuk Kabupaten Mamuju di Sulawesi Barat yang juga masuk pada wilayah dengan resiko tinggi bencana (BNPB, 2O23). Serangkaian gempa yang diingat oleh masyarakat setempat terjadi pada tanggal 15 Januari 2021 dengan kekuatan 6,2 skala richter yang kemudian mengakibatkan kerusakan parah di Kabupaten Majene dan Mamuju.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh akademia psikologi adalah membangun kesiapsiagaan psikologis bencana yang melibatkan “proses dan kapasitas seperti pengetahuan, antisipasi, pengakuan, pemikiran, perasaan, pengambilan keputusan dan pengelolaan pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang”. Upaya ini diwujudkan Center for Indigenous and Cultural Psychology berkolaborasi dengan Poltekkes Kemenkes Mamuju dengan melakukan penelitian berjudul “Perawat Tangguh Bencana: Penguatan Kesiapsiagaan Psikologis Perawat Daerah Lokal Mamuju dalam Menghadapi Darurat Bencana” .
Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari PREPARED Project yang merupakan kolaborasi antara Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Tsunami Disaster Research Mitigation Centre (TDMRC), dan Poltekkes Mamuju. Modul yang sudah dibuat di project sebelumnya diintegrasikan dan dirancang untuk konteks budaya lokal dan profesi keperawatan. Pelatihan tersebut dengan sukses dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2024 di Poltekkes Kemenkes Mamuju yang diikuti oleh 29 peserta dari berbagai instansi kesehatan di Sulawesi Barat.
Tindak lanjut dari penelitian yang diketuai oleh Pradytia Putri Pertiwi ini adalah penyusunan policy brief tentang kesiapsiagaan psikologis bencana pada perawat dan publikasi jurnal yang akan dipresentasikan di forum-forum konferensi akademik dan dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional. Pengajuan HKI juga akan dilakukan, baik untuk Modul Pelatihan PREPARED bagi Perawat Tangguh Bencana maupun policy brief kesiapsiagaan psikologis bencana pada perawat.