Agenda rutin Theory Building Training (TBT) baru saja terselenggara beberapa waktu lalu pada tanggal 26-27 April 2019 di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Setelah penyelenggaraan TBT tahun lalu dengan level Basic, TBT kali ini diselenggarakan dengan level Intermediate bertemakan Grounded Theory dimana peserta disarankan untuk telah memiliki dasar metodologi penelitian kualitatif. TBT Intermediate: Grounded Theory ini diisi oleh pembicara Dr. Bagus Riyono, M.A. di hari pertama dan T. Novi Poespita Chandra, M. Si. di hari kedua.
Peserta TBT berasal dari berbagai institusi seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Al-Azhar Indonesia, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, UIN Alauddin Makassar, Universitas Katolik Soegijapranata, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dan juga dari kalangan akademisi Universitas Gadjah Mada. Peserta juga berasal dari berbagai jenjang pendidikan dimulai dari peserta tingkat sarjana hingga doktoral. Peserta yang telah mendaftar acara TBT: Grounded Theory ini memiliki berbagai macam motivasi untuk mengikuti pelatihan. Sebagian peserta berkeinginan untuk memperdalam ilmunya tentang penelitian kualitatif dengan jalan mengikuti pelatihan TBT: Grounded Theory ini, tidak sedikit pula yang mendaftar karena kebutuhan akademis seperti keperluan penyusunan disertasi, dan ada pula peserta yang termotivasi sebagai bahan persiapan menuju jenjang pendidikan doktoral.
Terdapat 4 sesi di hari pertama dan hari kedua. Pada hari pertama, TBT diisi oleh Dr. Bagus Riyono, M.A. Sesi-sesi awal diisi dengan kuliah mengenai konsep penelitian menggunakan Grounded Theory seputar konsep teori secara umum, kriteria teori yang baik, dan juga pemaparan tentang realita yang akan dihadapi peneliti Grounded Theory di lapangan. Salah satu hal yang perlu digarisbawahi menurut Bapak Bagus sebagai pembicara adalah bahwa penelitian menggunakan Grounded Theory bukanlah perkara yang mudah dijalani. Peneliti juga harus berani untuk menggali cerita sebanyak-banyaknya dari responden dan perlu menghindarkan diri dari mengajukan pertanyaan yang tidak relevan namun sayangnya masih sering dilakukan oleh kebanyakan peneliti untuk menggali cerita. Dr. Bagus Riyono juga ‘mewanti-wanti’ peserta terhadap fenomena mental breakdown yang lumrah dialami para peneliti Grounded Theory.
T. Novi Poespita Chandra, M.Si. mengisi agenda TBT di hari kedua. Di sesi pertama Ibu Novi menjelaskan Glaserian & Straussian Schools of Thought yang ada pada Grounded Theory dan memberikan contoh penelitian Grounded Theory dari penelitian Ibu Novi yang terdahulu dengan judul “Gerakan Sekolah Menyenangkan”. Sesi selanjutnya diisi dengan penjelasan mengenai praktik analisis data yang terdiri dari data collecting, note-taking, coding dan categorization, memoing, sorting dan tahap akhir yaitu tahap writing. Dalam penjelasannya mengenai teknik dalam menganalisis data, Ibu Novi menekankan bahwa peneliti disarankan untuk memberikan tulisan keterangan waktu di kertas atau media lainnya setiap kali peneliti memutuskan untuk mengubah urutan suatu data sebagai bahan referensi di kemudian hari.
Hari pertama dan hari kedua diakhiri dengan praktik analisis data dan presentasi hasil diskusi peserta. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempraktikkan hal-hal yang sudah didapat dari pembicara setiap harinya selama rangkaian acara berlangsung. Pada penutupan di hari pertama dan hari kedua diadakan foto bersama peserta dengan pembicara serta pemberian apresiasi dan kenang-kenangan dari panitia kepada masing-masing pembicara.