
Jum’at (14/02) Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) mengadakan Angkringan kedelapan belas dengan tema “Young Men Navigating Pathways to Livelihood in Resettlements of West Kalimantan, Indonesia”. Topik ini diulas bersama tamu super, Lana Savira Kusuma Dewi, Asisten Peneliti CICP, dan moderator, Wina Aulia.
Diskusi ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Jum’at (14/02) pukul 15.30 – 17.10 WIB. Kegiatan terbuka untuk umum dengan harapan dapat memberikan informasi baru mengenai penelitian etnografi dan cara pemuda yang berpindah mukim di Kalimantan Barat dalam melanjutkan hidupnya.
Perpindahan beberapa masyarakat Etnis Madura ke Kalimantan memunculkan tantangan tersendiri bagi masyarakat. Salah satunya adalah kerusuhan antar etnis yang tidak dapat dihindari pada tahun 90-an, terjadi di Sambas Kalimantan Barat. Hal tersebut tidak hanya menjadi tantangan pada saat itu, namun juga memberikan konsekuensi pada generasi berikutnya, salah satunya dalam perkembangan mata pencaharian. Perbedaan etnis menjadi alasan perbedaan status pekerjaaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mba Lana dan timnya saat ini berfokus pada penelitian “livelihood” yang membahas navigasi mata pencaharian. Pemuda dengan Etnis Madura ini berupaya meningkatkan identitasnya di Kalimantan Barat dengan bekerja ke luar negeri, melanjutkan pendidikan tinggi, ataupun membangun relasi agar terlibat dalam politik tertentu. Hal ini dalam psikologi sosial disebut juga dengan mobility and creativity to enhance social identity.
Tidak hanya menyampaikan hasil temuannya, Mba Lana menyampaikan bahwa penelitian etnografi memberikan banyak pelajaran salah satunya mengembangkan strategi untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat dan wilayah baru. Kemampuan diri peneliti dalam menyesuaikan diri dibutuhkan agar dapat diterima oleh masyarakat sehingga mendukung pencapaian tujuan penelitian.