Permendikbud RI No. 22 tahun 2016 atau revisi dari Permendikbud RI No. 65 tahun 2013 dianggap sebagai langkah progresif dari pemerintah dalam menghasilkan regulasi terkait standar pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah. Meskipun demikian, hal yang tampaknya belum tegas disebutkan oleh pemerintah adalah posisi keluarga dalam mendukung proses pembelajaran di tingkat Sekolah Menengah. Sedangkan, berdasarkan hasil penelitian dari CICP UGM menemukan bahwa keluarga merupakan sumber kebahagiaan remaja yaitu sebesar 35% dan pemberi dukungan emosional terhadap pencapaian akademik mereka.
Kecerdasan emosional ternyata dapat mengurangi kemungkinan seseorang melakukan perundungan. Hal ini menjustifikasi pentingnya buddy program untuk mengembangkan empati, salah satu aspek penting kecerdasan emosional – untuk diintegrasikan dalam program anti perundungan.
Hubungan interpersonal menjadi hal yang penting dalam perkembangan emosi dan sosial seseorang. Suatu hubungan membutuhkan trust agar hubungan tersebut bisa bertahan dan berjalan dengan baik. Rasa percaya merupakan faktor fundamental dalam membangun suatu hubungan dan juga merupakan esensi dasar dari hubungan sosial. Kepercayaan <em<(trustworthiness) merupakan faktor utama yang memengaruhi rasa percaya. Rasa percaya dalam persahabatan berkaitan dengan kepercayaan interpersonal. Hal ini berarti bahwa kualitas persahabatan ditentukan oleh kepercayaan yang terbentuk dalam interaksi jangka panjang antar individu. Penelitian ini menemukan bahwa kompetensi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap trust. Kebaikan hati (benevolence) menjadi faktor utama yang memengaruhi trust dalam pertemanan dengan kontribusi sebesar 21,40% serta integritas menjadi faktor tambahan yang memengaruhi trust dalam pertemanan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa rasa percaya lebih dipengaruhi oleh atribut personal yang meliputi kebaikan hati dan integritas. Maka dari itu, diperlukan kesadaran akan pentingnya kebaikan hati dan integritas dalam membangun kualitas persahabatan dan pertemanan yang baik.
Karakter seseorang dalam sebuah ruang interpersonal akan memberikan kesan dalam interaksi, khususnya dengan orang asing. Sebanyak 23.68% mempercayai orang asing karena faktor penampilan yang meliputi impresi/ kesan, meyakinkan, respon itu sendiri, dan respon positif sebelumnya. Salah satu masalah dalam membentuk jejaring adalah minimnya kemampuan untuk percaya pada impresi sehingga butuh diyakinkan agar memiliki keterpercayaan yang cukup pada orang asing. Keterpercayaan cukup dari dua komponen inti yaitu kemampuan yang dapat meliputi kompetensi dan kebajikan yang dapat meliputi kebaikhatian. Kebaikhatian ini berpengaruh terhadap kepercayaan interpersonal ketika melakukan interaksi, termasuk dengan orang yang tidak dikenal sebelumnnya. Oleh karena itu, pendidikan karakter baik hati dapat menimbulkan kepercayaan yang pada gilirannya dapat menurunkan prasangka dan mampu membentuk jejaring.