Bertepatan dengan menyongsong Hari Raya Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, Pusat Studi Psikologi Indijinus dan Budaya (CICP), kembali melaksanakan acara Angkringan CICP pada, Jumat, (16/4), yang merupakan sesi kesepuluh dengan tema “Dekolonisasi dalam Narasi Hubungan Makassar-Marege di Indonesia dan Australia”. Acara ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dari pukul 15.30 hingga 17.00, dihadiri oleh berbagai kalangan peserta, mulai dari mahasiswa, dosen serta peserta yang tertarik dengan hubungan Makassar-Marege.
Dalam presentasinya, Fikri Yathir, yang sering disapa Fikri, menyatakan ketertarikannya pada bidang ini dimulai dari minatnya pada storytelling dan menonton film. Hal ini juga berhubungan dengan penelitiannya di bidang Antropologi visual. Beliau juga menjelaskan bahwa, Dekolonisasi merupakan salah satu paradigma kritis terhadap perspektif pendidikan yang masih eropasentris. Beliau juga menambahkan bahwa, narasi yang berhubungan dengan kedatangan orang Makassar di Australia masih sangat sedikit. Melihat kenyataan itu, beliau membuatnya dalam bentuk tulisan teks, sebab teks adalah sesuatu yang bisa diakses oleh panca indera. Fikri juga memaparkan temuan dalam tesisnya yaitu keunikan kata ‘ditanam’ pada penanaman asam. Beliau menjelaskan bahwa pencari teripang membawa asam ke Australia yang ditemukan di pesisir, walaupun penanaman asam yang tertanam secara acak di Australia Utara. Beliau menegaskan bahwa, pada dasarnya mereka tidak punya budidaya asam. Fikri berharap, penelitian ini menjadi bagian dari mereka dan kembali untuk mereka.
Angkringan CICP ke-10 ini memberikan wawasan yang mendalam tentang Dekolonisasi yang bisa terjadi pada bidang akademik. Terlihat juga antusiasme peserta dalam sesi diskusi. Para peserta diharapkan dapat membawa pemahaman baru ini ke dalam kehidupan mereka dan menjadikannya sebagai landasan untuk melihat dan memahami diri serta orang lain dengan cara yang lebih bijaksana. CICP berkomitmen untuk terus menyelenggarakan acara-acara serupa guna memperkaya wacana psikologi nusantara.