Yogyakarta, 24 Januari 2025 – Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) kembali mengadakan diskusi dalam rangkaian Angkringan ke-16 dengan tema “Psikologi Siber: Reaksi Warganet terhadap Kasus Mas Bechi.” Acara ini menghadirkan Tamu Super, Faiqal Dima Hanif, Asisten Peneliti CICP, serta moderator, Amr Yazid Pikoli.
Diskusi ini diadakan secara daring melalui Zoom Meeting pada Jumat, 24 Januari 2025, pukul 15.30-17.10 WIB. Acara ini terbuka untuk umum, dengan harapan dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai reaksi psikologis dan sosial yang muncul di dunia maya terkait kasus Mas Bechi.
Kasus Mas Bechi menjadi sorotan publik karena memicu berbagai reaksi warganet, mulai dari dukungan hingga kecaman. Dalam diskusi ini, Faiqal, panggilan akrabnya, membahas bagaimana pola interaksi di media sosial membentuk opini publik serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat.
Faiqal juga membahas bagaimana pola interaksi di media sosial membentuk opini publik serta dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Salah satu konsep utama yang dibahas adalah online disinhibition effect, yaitu fenomena di mana individu cenderung lebih bebas dalam mengekspresikan opini atau emosi secara ekstrem di dunia maya dibandingkan di dunia nyata. Hal ini dapat berdampak pada pola komunikasi, baik dalam bentuk dukungan maupun serangan verbal terhadap pihak yang terlibat dalam kasus ini. Selain itu, diskusi juga akan membahas peran kontrol sosial dalam membentuk sikap masyarakat terhadap isu-isu yang viral. Media sosial dapat menjadi alat yang memperkuat norma sosial, tetapi juga dapat menjadi tempat di mana sanksi sosial melemah karena anonimitas dan jarak psikologis yang ada di dunia maya.
Dengan diadakannya diskusi ini, diharapkan mahasiswa dan masyarakat dapat lebih memahami bagaimana psikologi siber bekerja dalam membentuk persepsi publik dan bagaimana bersikap kritis dalam menghadapi isu-isu viral di dunia maya.