Kamis (30/01) Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) mengadakan Angkringan ketujuh belas dengan tema “Stigma, Support, and Ideation About Suicide in Indonesian Twitter”. Topik ini diulas bersama tamu super, Mas Afrizal Hasbi Azizy, CICP Researcher, dan moderator, Faiqal Dima Hanif.
Diskusi ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Kamis (30/01) pukul 15.30 – 17.10 WIB. Kegiatan terbuka untuk umum dengan harapan dapat memberikan informasi baru mengenai perkembangan isu bunuh diri di Indonesia melalui media sosial, yaitu Twitter atau X.
Banyaknya kasus bunuh diri yang berkembang di Indonesia memunculkan beragam komentar di media sosial, misalnya Twitter. Cuitan warga internet (warganet) menyikapi isu tersebut dapat berupa bentuk dukungan dan stigma sebagai ekspresi emosi dan sosial.
Tidak hanya menggunakan survey dan wawancara, penelitian mengenai ide bunuh diri dapat dieksplorasi menggunakan data sekunder media sosial dengan analisis topic modelling. Mas Afrizal sebagai peneliti menemukan bahwa sikap warganet mengenai bunuh diri erat dikaitkan dengan religiusitas dan spiritual. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perilaku bunuh diri dapat dihindari dengan mengingat Tuhan dan dosa. Sensitivitas terhadap keagamaan dan spiritual dapat menjadi faktor yang bermanfaat untuk individu yang memiliki ide bunuh diri. Baca artikel lengkapnya disini. Anda dapat melihat artikel CICP lainnya pada link ini.
Mas Afrizal menyampaikan bahwa masih banyak isu menarik yang dapat dieksplorasi menggunakan data sekunder. Beragam kajian dapat dilakukan sesuai dengan minat peneliti, seperti kajian sosial, politik, bahkan kesehatan dan psikologi klinis.